Minggu, 20 Februari 2011

MENGHINDARI PERTENGKARAN

Pertengkaran itu terjadi karena masing-masing ingin mempertahankan gengsinya.

Masing-masing gengsi untuk mengakui kekeliruannya sendiri. Dan masing-masing menolak mengakui kelebihan yang dimiliki orang lain, atau pasangannya sendiri. Maka terjadilah pertengkaran. Kalau menurut Sigmud Freud, orang biasa saja menjadi garang karena faktor ID. yaitu syahwat yang semata-mata dikuasai oleh dorongan libido. Yang berarti prilaku yang tanpa kontrol pikiran secara baik. Dan hal itu terjadi karena dibawah sadar. Dan karena ID itu juga merupakan tuntutan pengagungan ego tetapi seringkali gagal didapatkannya. Maka yang muncul adalah sikap yang agresif.
Pada hakikatnya hampir setiap orang ingin diakui keberadaannya. Dan ingin pula dihargai. tetapi respon dari orang lain kadang-kadang tidak memuaskan. Maka emosinya meledak. Lalu siapa yang salah apabila terjadi emosi yang tidak terkontrol, dari salah satu pihak. Tentu saja bagi suami-istri, kesalahan itu bisa saja terjadi pada keduanya. Karena terjadinya emosi yang tidak terkontrol itu sendiri bisa saja karena dorongan atau rangsangan dari pasangannya, yang justru sesungguhnya bisa menguasai emosinya. yang pokok terjadinya pertengkaran karena masing-masing telah didominasi oleh faktor ID yang terlalu kuat. Super Ego, yang menurut Freud sebagai pengendali menjadi kurang berfungsi.

Pengendalian Diri

Mengapa orang bisa terlena didominasi oleh faktor id. Padahal sudah paham apabila hal yang demikian itu salah ?. Jawabannya adalah : Itulah nafsu! Nafsu seringkali mengalahkan segalanya. Nafsu hanyalah berusaha untuk menenangkan ambisi atau kemauan pribadi tanpa memperdulikan orang lain. Nafsu sering dikuasai oleh motivasi yang terlalu kuat. Gengsi, keangkuhan dan prilaku dibawah sadar itu sendiri. Yang menurut Sigmud Freud dinyatakan sebagai ID.
“Untuk menghindari prilaku salah” kata Machivelli (Filosof kondang) adalah ” Kebijaksanaan” dan Kebijaksanaan adalah bermula dari interaksi kebiasaan”. Orang akan menjadi bijaksana apabila telah mampu atau paham akan kebutuhan esensial dari manusia lain. karena manusia ternyata memiliki kebutuhan yang beragam sifatnya.
Menurut Henry A Murray Kebutuhan manusia digolongkan menjadi 20 jenis dan diantaranya adalah :

1. Kebutuhan “Afiliasi” yaitu kebutuhan akan kasih sayang. dan kebutuhan diakui keberadaanya, dalam arti lain dihargai oleh orang lain.
2. Kebutuhan “Otonomi” yaitu kebutuhan akan kebebasan. Seolah-olah setiap manusia itu ingin bebas dari berbagai tekanan, akibat undang-undang atau peraturan yang dibuat oleh orang lain dan juga diterapkan kepadanya.
3. Kebutuhan “Berprestasi” yaitu kebutuhan bereksistensi. bahwa setiap orang sesungguhnya ingin mengekpresikan kemampuannya secara maksimal, agar orang tersebut menemukan keunggulan pada dirinya, dan sukses melakukan sesuatu keinginannya.
4. Kebutuhan “Seksual” yaitu kebutuhan ingin memanisfestasikan hubungan erotik dengan lawan jenisnya.
5. Kebutuhan yang lain-lain.

Apabila berbagai kebutuhan manusia itu terpenuhi, maka ia akan berkemungkinan menjadi manusia yang positif, tidak menjadi manusia yang emosional dan kurang terkontrol jalan pikirannya. Maka ia pun akan menajdi manusia yang terhindar dari sifat agresif pula. Dengan demikian maka pertengkaran atau permusuhan tidak akan terjadi. apabila masing-masing manusia telah terpenuhi berbagai kebutuhan esensialnya.

Maka yang perlu dilakukan dalam rumah tangga agar tidak terjadi pertengkaran adalah :
1. Didalam hubungan suami istri perlu menjaga keharmonisan. Perlu memahami kemauan atau keinginan pasangannya. Menghindari diri dari gengsi yang berlebihan. sebab bermula dari gengsi bisa membentuk sikap sombong. Tak mau mengakui kesalahan pada diri sendiri dan cenderung menyalahkan orang lain meski dalam hati kecil mengakui kebenaran orang lain.
2. Prilaku Bijaksana sebab dengan prilaku yang bijaksana akan mau menagkui peranan orang lain. bahwa orang lain pun perlu dan penting.
3. Berusaha selalu simpati kepada orang lain,. termasuk pasangannya sendiri. Sebab dengan simpati kepada pasangannya akan menumbuhkan sikap mau memperhatikan dan tidak selalu apatis. Hanya dengan simpati maka pasangannya merasa diakui, dianggap penting dan selalu merasa dibutuhkan.
4. Mencoba menjadi pendengar yang baik, sebab tidak jaranagn pertengkaran terjadi hanya karena pasangan dianggap tidak bersedia menampung berbagai keluhannya. sehingga keluhan-keluhan itu akan semakin menyesakkan dadanya. seolah- olah orang yang memiliki masalah dibiarkan menanggungnya sendiri. Kalau sudah demikian maka pasangannya akan mudah menjadi agresif.

Ketika pertengkaran selesai, buatlah suatu tindakan fisik yang lembut dan positif dengan pasangan anda. Tidak perlu hangat dan penuh cinta. sentuh atau remas tangannya, remasan pada bahu, sentuh pipinya atau lakukan apa saja secara fisik yang menunjukan anda masih berhubungan satu sama lain dan anda ingin perasaan yang sakit diperbaiki. Itu adalah tanda langsung dan ampuh bahwa anada masih menyayanginya.

Tidak ada komentar: