Selasa, 15 Juni 2021

persyaratan nikah di KUA terbaru.


 

Bagi yang akan melaksanakan pernikahan dan mencatatkan pernikahannya di KUA, maka ada beberapa persyaratan yang harus dibuat/dipenuhi. 
Menurut PMA No. 20 Tahun 2019 tentang pencatatan pernikahan, persyaratan administrartif yang harus dipenuhi oleh calon pengantin secara garis besarnya adalah sebagai berikut :


a.      Warga Negara Indonesia

1.    Surat pengantar pernikahan (Model N.1) dari Kel/Desa tempat tinggal Catin.

2.      Fc. Akta Kelahiran, Kartu Keluarga (KK) & Ijazah

3.      Fc KTP catin, Wali Nikah, orangtua  & Saksi Nikah

4.      Surat ijin tertulis orang tua (N.4), bagi catin yang belum mencapai usia 21 tahun.

5.      Pas photo 2x3 4 lbr, 4 x 6 1 lbr latar berwarna biru.

6.      Dispensasi Nikah  dari Pengadilan Agama (bagi yang belum mencapai usia 19 baik bagi laki-laki maupun perempuan)

7.      Akta Cerai asli bagi janda/duda cerai atau Akta / surat keterangan  kematian (N6)  bagi janda/duda ditinggal mati

8.   Rekomendasi Nikah dari KUA tempat tinggal catin Laki-laki & perempuan dari luar kecamatan tempat tinggal catin.

9.      Surat ijin dari atasan/kesatuan bagi Polri/TNI

10.  Surat ijin poligami dari PA bagi yang poligami

11.  Surat keterangan sehat dari puskesmas

12.  Surat pernyataan Wali Nikah dan Calon Pengantin.

13.  FC. Surat keterangan Masuk Islam, bagi mualaf

14.    FC. Buku Nikah Orangtua catin Istri / Wali anak pertama

 

b.      Warga Negara Asing

1.      Surat Ijin Nikah Dari Kedutaan Besar 

2.      FC. Visa & Paspor yang masih berlaku

3.      Akta Cerai yang diketahui oleh pengadilan/Kedutaan.

4.      Pas photo 2x3 4 lbr 4x6 1 lbr latar warna biru.

5.  Semua dokumen yang berbahasa asing harus diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia oleh penerjemah resmi

Pendaftaran nikah dilakukan minimal 10 hari kerja sebelum pelaksanaan akad nikah, jika kurang harus melampirkan dispensasi dari kecamatan

Rabu, 10 Maret 2021

EMPAT PILAR PERKAWINAN YANG KOKOH

  1. Perkawinan adalah berpasangan (zawaaj). Suami dan isteri laksana dua sayap burung yang memungkinkan terbang, saling melengkapi, saling menopang, dan saling kerjasama. Dalam ungkapan al-Qur'an, suami adalah pakaian bagi isteri dan isteri adalah pakaian bagi suami ( QS. Al-Baqarah : 187)