Bulan Sya’ban adalah bulan ke 8 dalam penanggalan Hijriyah atau
kalender Islam. Bulan Sya’ban tahun 2012 ini akan jatu bertepatan pada tanggal
2012 masehi. Sya’ban secara bahasa berasal dari dua kata, yaitu dari kata:
Syi’bun – Sya’ban – artinya (menurut para ulama), orang-orang Arab zaman
Jahiliyah dahulu pada bulan-bulan
tersebut mereka mencari tempat-tempat dimana terdapat mata air. Negara Arab
tanahnya kering, tandus, tidak sembarang tempat ada air. Makna kata sya’ban
lainnya adalah bulan antar bulan Rajab dengan Bulan Ramadhan. Menurut Imam Ibnu
Mandzur dalam Lisanul Arob, makna kata Sya’ban adalah dari lafadz Sya’aba atau
berarti dhoharo (tampak) diantara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.
Kapan Bulan Sya’ban
Bulan Sya’ban 1433 H atau Sya’ban 2012 jatuh pada Hari tanggal Rabu 20
Juni 2012 malam kamis.
Peristiwa yang terjadi Pada Bulan Sya’ban
Adapun Peristiwa yang terjadi pada bulan Sya’ban adalah sebagai
berikut:
- Pada Sya’ban, Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho (palestina) ke arah Masjidil Haram (arab Saudi), yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah Baitul Maqdis. Tepatnya pada 15 Sya’ban, Allah berkenan memindah kiblat umat Islam menuju Masjidil Haram.
- Pada bulan Sya’ban, segala amal manusia dalam jangka waktu satu tahun dilaporkan kehadirat Allah SWT. Sebagaimana hadits yang disampaikan sahabat Usamah bib Zaid ra. ; “Saya pernah berkata: Ya Rasulullah! Saya tidak melihat Anda berpuasa penuh pada bulan lain, seperti puasa Anda di bulan Sya’ban ini? Beliau menjawab: Pada bulan ini adalah sebuah bulan yang banyak dilalaikan oleh umat manusia, dan dia berada diantara Rajab dan Ramadhan yang pada bulan tersebut seluruh amal manusia dilaporkan ke hadirat Allah, maka aku senang tatkala amal ibadahku dilaporkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An-Nasaiy).
- Pada bulan ini, khususnya pada malam Nisfu Sya’ban, Allah berkenan untuk menentukan umur manusia. Seperti dalam hadits Aisyah ra, yang pernah bertanya kepada Nabi SAW : Wahai Rasulullah, apakah bulan yang Anda paling sukai untuk melakukan puasa adalah bulan Sya’ban? Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah pada bulan ini menetapkan setiap jiwa manusia yang akan mati pada satu tahun ke depan, maka aku senang tatkala ajalku tiba aku sedang dalam keadaan puasa.”.
Dalam bulan sy'aban ada yang di sebut malam nisfu sya'ban. apa itu malam nisfu sya'ban?
Nisfu
Sya'ban adalah hari peringatan Islam yang jatuh pada pertengahan bulan Sya'ban.
Dalam kalangan Islam, Nisfu Sya'ban diperingati menjelang bulan Ramadhan. Pada
malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga kali berjamaah
dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak dan barokah,
serta ditetapkan imannya.Peringatan
Nisfu Sya'ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan
pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu memperingati malam
yang sangat mulia ini. Hal ini karena diyakini pada malam tersebut Allah akan
memberikan keputusan tentang nasib seseorang selama setahun ke depan. Keutamaan
malam nisfu Sya'ban diterangkan secara jelas dalam kitab Ihya' Ulumuddin karya
Imam Al-Ghazali.Imam Ghazali
mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat
(pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah SWT
memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14,
seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15,
umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan
amalnya selama satu tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah,
catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.Para ulama
menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau
malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada
seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.
Lebih jauh
dari itu, pada malan Nisfu Sya’ban Allah SWT menurunkan berbagai kebaikan
kepada hambanya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-kebaikan itu
berupa syafaat (pertolongan), magfirah (ampunan), dan itqun min azab
(pembebasan dari siksaan). Oleh karena itu malam Nisfu Sya’ban diberi nama yang
berbeda sesuai dengan penekanan kebaikan yang dikandungnya.
Imam
al-Gazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam Syafaat, karena
menurutnya, pada malam ke-13 dari bulan Sya’ban Allah SWT memberikan seperti
tiga syafaat kepada hambanya. Lalu pada malam ke-14, seluruh syafaat itu
diberikan secara penuh. Meskipun demikian ada beberapa gelintir orang yang
tidak diperuntukkan pemberian syafaat kepadanya. Orang-orang yang tidak diberi
syafaat itu antara lain ialah orang-orang yang berpaling dari agama Allah dan
orang-orang yang tidak berhenti berbuat keburukan.
Nisfu
Sya’ban dinamakan juga sebagai malam pengampunan atau malam magfirah, karena
pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi,
terutama kepada hambanya yang saleh. Namun dalam pemberian ampunan itu
dikecualikan bagi orang-orang yang masih tetap pada perbuatannya mensyarikatkan
Allah alias musyrik, dan bagi mereka yang tetap berpaling dari Allah SWT. Nabi
bersabda: ?Tatkala datang malam Nisfu Sya’ban Allah memberikan ampunanNya
kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang syirik (musyrik) dan berpaling dariNya
(HR Ahmad).
Kecuali Enam Golongan
Ibn Ishak
meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pernah Rasulullah memanggil isterinya,
Aisyah dan memberitahukan tentang Nisfu Sya’ban. “Wahai Humaira, apa yang
engkau perbuat malam ini? Malam ini adalah malam di mana Allah yang Maha Agung
memberikan pembebasan dari api neraka bagi semua hambanya, kecuali enam
kelompok manusia”.
Kelompok
yang dimaksud Rasulullah yaitu,
Pertama,
kelompok manusia yang tidak berhenti minum hamr atau para peminum minuman
keras. Sebagaimana berulang kali dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan hamr
adalah jenis minuman yang memabukkan, baik jenis minuman yang dibuat secara
tradisional mapun jenis minuman yang dibuat secara modern. Istilah populernya
adalah minuman keras atau miras. Yang disebut pertama antara lain tuak atau
ballok, baik ballok tala, ballok nipa, maupun ballok ase. Sementara yang
disebut kedua antara lain bir dan whyski. Termasuk kategori sebagai orang yang
tidak berhenti minum hamr ialah orang-orang menyiapkan minuman tersebut atau
para pembuat dan pengedarnya. Mereka ini tidak mendapat pembebasan dari api
neraka, tetapi malah diancam dengan siksaan api neraka.
Kedua,
orang-orang yang mencerca orang tuanya. Termasuk kategori mencerca orang tua
ialah berbuat jahat terhadap orang tua yang dalam hal ini ibu bapak. Menurut
ajaran agama yang menyatakan syis saja kepada ibu atau bapak itu sudah termasuk
dosa. Membentak orang tua termasuk perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT di
samping menegaskan kepada manusia untuk tidak beribadah selainNya, maka kepada
kedua orangtua berbuat baiklah. Waqadha Rabbuka an La ta’buduu Illah Iyyahu wa
bilwalidaini ihsanan (al-Isra: 17:23). Perbutan kategori baik terhadap orang
tua antara lain bertutur kata kepada keduanya dengan perkataan yang mulia,
merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang, dan kepada keduanya
didoakan; “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku di waktu kecil.”
Ketiga,
orang-orang yang membangun tempat zina. Tempat berzina dimaksud adalah tempat
pelacuran yang kini nama populernya tempat PSK (pekerja seks komersial).
Golongan atau kelompok orang yang seperti ini, pada malam Nisfu Sya’ban tidak
mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi sebaliknya mereka dijanji dengan
siksaan dan azab.
Keempat,
orang-orang atau para pedagang yang semena-mena menaikkan harga barang
dagangannya sehingga pembeli merasa dizalimi. Misalnya, penjual bahan bakar
minyak, termasuk minyak tanah. Harga dagangan jenis ini sudah ada harga
standar, tetapi kalau penjualnya menaikkan harganya secara zalim, maka penjual
yang demikian itulah yang tidak mendapat pembebasan dari neraka.
Kelima,
petugas cukai yang tidak jujur. Termasuk kategori petugas cukai adalah para
kolektor pajak atau orang-orang yang menagih pajak dan retribusi. Misalnya
petugas cukai yang bertugas di pasar-pasar yang menerima uang atau cukai dari
penjual dengan bukti penerimaan dengan karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran
kalau uang diterima tetapi tidak diserahkan bukti penerimaan (karcis).
Keenam,
kelompok orang-orang tukang fitnah. Orang-orang kelompok ini suka menyebarkan
isu dan pencitraan buruk yang sesungguhnya hanyalah sebuah fitnah. Keenam
golongan inilah yang disebut tidak mendapat fasilitas itqun minannar.
Atas dasar
itu, kiranya kita semua dapat menyadari bahwa sesungguhnya bulan Sya’ban
merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadan. Persiapan itu
meliputi persiapan mental dan persiapan fisik. Manusia atau umat hendaknya
memasuki bulan suci Ramadan sudah dalam keadaan iman yang mantap dan sudah
dalam keadaan mendapatkan syafaat, dan sudah dalam keadaan mendapat jaminan dan
pembebasan dari siksaan api neraka.
Dari paparan
di atas, kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu
Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan
zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a
dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
Dikutip dari beberapa web tetangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar